Ibu Pertiwi Menangis
gempa berlomba menggetarkan bumi
air bah menerjang tak bermata
jerit anak tak berdosa mengharu biru
terhias di sudut musibah yang tak di undang
Ibu Pertiwi menangis lagi
mengharap kesadaran anak manusia
yang pongah atas kepintarannya
menjahili alam tiada henti
sesal terucap tak berarti
musibah telah hadir bawa petaka
berdosa atau tidak terkena imbasnya
bila alam sudah tak bersahabat
Maret 2010
Ingat Leluhur
gus yudi ( tengah ) bersama santri padepokan wahyu wijaya melakukan ritual batin dengan berziarah ke mbah tumenggung satim singomoyo yang berlokasi di troloyo,trowulan ,mojokerto dengan berziarah kita bisa memetik banyak hikmanya di antaranya kita akan selalu ingat bahwa hidup di dunia ini hanya "mampir ngombe" yang setiap saat akan kita tinggalkan untuk menghadap ke Yang Maha Kuasa,karena itu kita melihat hidup di dunia ini jangan segala-galanya semua tidak ada yang abadi,lebih baik kita berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan amal ibadah yang bermanfaat dunia akherat
Ngilmu Rancak Majapahit
gerakan di atas adalah gerakan ketiga dari Ngilmu Rancak Majapahit dari lima gerakan yang ada dan ngilmu tersebut salah satu ngilmu warisan leluhur Majapahit yang sedang di lestarikan oleh Padepokan Wahyu Wijaya ,manfaatnya insya Alloh untuk tolak pagebluk
Santri "Faruk "
ziarah leluhur ke pesarean Kanjeng Adipati Joyonegoro,Dander ,Bojonegoro ( Kanjeng Adipati Joyonegoro merupakan leluhur gus yudi pendiri padepokan wahyu wijaya dari garis ibu)
Mengenai Saya
- Yudi Joyokusumo
- ( MNS.Wahyudi Joyokusumo ) lahir di bumi majapahit mojokerto ,alumni sma antartika sidoarjo'91 dan gentur batin mulai 1998 di pesarean leluhur mbah demang Singomenggolo, sidoarjo yang akhirnya mengamalkan ngilmu spiritual sampai sekarang dengan mendirikan padepokan spiritual wahyu Wijaya dengan sekilas profil saya di harapkan dapat menjadi tambahan wawasan bagi saudaraku yang senang lelaku bahwa ngilmu apapun tidak ada yang instan semuanya harus ada lelakunya,lihatlah Kanjeng sunan kalijogo dalam sejarahnya beliau sebelum menjadi seorang waliyulloh terlebih dahulu tirakat atau lelaku dengan bertapa di pinggir sungai sehingga di kenal dengan sunan kalijaga dan beliau sendiri bernama raden syahid putra dari tumenggung wilatikta kadipaten tuban,jawa timur,dengan melihat sejarah bukan hanya sekedar untuk penelitian ilmiah saja tetapi dengan sejarah kita bisa meneladani perjuangan para leluhur dalam lelakunya,insya alloh kalau kita bersungguh ingin lelaku,Tuhan pasti memberikan petunjuknya.sifat "yakin" adalah modal utama menjalani lelaku apapun, tanpa keyakinan lelaku hanya menjadi ritual semata tanpa tujuan yang hakiki.
MEMBACA ALAM
dengan membaca dan melihat berbagai suasana alam seperti batu besar yang ada di sungai mengalir di desa bareng ,jombang seakan memberi tanda kepada umat manusia untuk lebih memperkuat keimanan dalam hatinya bahwa semua yang terjadi di sekitar kita menunjukan kebesaran Alloh yang maha kuasa atas segalanya,dengan mengerti bahasa alam yang ada di sekitar kita setidaknya mengingatkan agar dalam kehidupan ini jangan takabur dengan semua yang ada,harta benda,jabatan semua itu tiada abadi dan suatu saat akan meninggalkan kita,dan yang kita bawa untuk menghadap kehadirat Alloh Swt hanya amal ibadah yang menemani dalam kehidupan di akherat kelak.
Hormat Leluhur ; Gus Yudi bersama Jamaah Dzikir Thoriqohtul Jannah Al Wahyudiyah
bersama Jamaah Dzikir Thoriqohtul Jannah Al Wahyudiyah berziarah ke makam leluhur Waliyulloh Kanjeng Sunan Drajat di Paciran,Lamongan,semoga dengan berkahnya Beliau Kanjeng Sunan Drajat, kita semua selalu mendapat hidayah dari Alloh Swt.Amin !!!!!!!!
penyair " Mberat Kulon" Mojokerto
af.tuasikal