SALAM untuk ANAK NEGERI
seberkas sinar terbias menyilaukan
menyatu mendunia dalam kata
tersirat semangat tak tergoyah
satu niat untuk merdeka
salam untuk negeri
jangan lengah tergoda maya
ingat tetesan darah pahlawan
mengaliri bumi pertiwi
satukan semangat dalam gelora
bangun dan bangun dari tidurmu
selamatkan negeri dari kemunafikan
yang terikat dalam kesemuan
salam untuk anak negeri
langkahmu mengandung arti
maju dan mundur negerimu
ada dalam genggamanmu
jangan silau sinar duniawi
hanya menghancurkan cita
satukan tekad dalam jiwa
negeri menanti bakti
bukan janji
juni 2010
Selasa, 15 Juni 2010
Sabtu, 05 Juni 2010
RAJAWALI
sang rajawali kibaskan sayapnya
angin menderu menggulung pasir
kerikil berserakan memutar haluan
terbawa hentakan sayap berkembang
rumput ilalang tunduk bersujud
tebarkan harum kepasrahan
menanti belas kasih sang rajawali
yang tegar berdiri menatap langit
tanpa melemah semangatnya
mengikat dunia tanpa bersuara
satukan hati menanti takdir
sang rajawali tetap terbang
sebarkan tanda alam tak akan berubah
rajawali tak pernah ingkar janji
akan datang dan pergi sesuka hati
dengan kebenaran membungkus jiwanya
membawa impian yang pasti datang
Juni 2010
sang rajawali kibaskan sayapnya
angin menderu menggulung pasir
kerikil berserakan memutar haluan
terbawa hentakan sayap berkembang
rumput ilalang tunduk bersujud
tebarkan harum kepasrahan
menanti belas kasih sang rajawali
yang tegar berdiri menatap langit
tanpa melemah semangatnya
mengikat dunia tanpa bersuara
satukan hati menanti takdir
sang rajawali tetap terbang
sebarkan tanda alam tak akan berubah
rajawali tak pernah ingkar janji
akan datang dan pergi sesuka hati
dengan kebenaran membungkus jiwanya
membawa impian yang pasti datang
Juni 2010
Jumat, 04 Juni 2010
KABUT
kabut yang mengikat senja
menebar rasa menusuk tulang sumsum
urat nadi menarik nafas
menghalau jerat kabut yang menghempas
seakan hati terkunci tanpa bahasa
hanya kedip mata dalam firasat
yang terbuai rasa rindu
berjumpa kekasih hati
kabut tak lenyap di telanjangi malam
semakin gelap menutup pandang
hanya setitik cahaya pembuka rasa
yang menghantar kasih abadi
Juni 2010
kabut yang mengikat senja
menebar rasa menusuk tulang sumsum
urat nadi menarik nafas
menghalau jerat kabut yang menghempas
seakan hati terkunci tanpa bahasa
hanya kedip mata dalam firasat
yang terbuai rasa rindu
berjumpa kekasih hati
kabut tak lenyap di telanjangi malam
semakin gelap menutup pandang
hanya setitik cahaya pembuka rasa
yang menghantar kasih abadi
Juni 2010
Rabu, 02 Juni 2010
BAHASA KALBU
terangkai rasa dalam doa
yang tersirat dalam bahasa kalbu
mengiring derap langkah memecah sunyi
mengangkat tangan membelah langit
awan hanya diam membisu tanpa kata
mendengar jeritan hati mengharu biru
angin ikut berdiam tak bertanya
menanti waktu yang tak pasti
uraian kasih menghampar di atas bumi
menyibak rerumputan tak bertulang
tanah tandus mengharap takdir
membingkai jiwa tersekat rasa
cinta abadi berselimut harapan
merubah nasib dalam genggaman
merentas angan mengikat jiwa
bersama sang pemilik dunia
Juni 2010
terangkai rasa dalam doa
yang tersirat dalam bahasa kalbu
mengiring derap langkah memecah sunyi
mengangkat tangan membelah langit
awan hanya diam membisu tanpa kata
mendengar jeritan hati mengharu biru
angin ikut berdiam tak bertanya
menanti waktu yang tak pasti
uraian kasih menghampar di atas bumi
menyibak rerumputan tak bertulang
tanah tandus mengharap takdir
membingkai jiwa tersekat rasa
cinta abadi berselimut harapan
merubah nasib dalam genggaman
merentas angan mengikat jiwa
bersama sang pemilik dunia
Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)